LEBAK  

Potret Miris Pendidikan, Siswa SD Negeri 2 Parungsari Belajar Tanpa Meja dan Kursi

banner 120x600

Lebak, CNC MEDIA.- Dunia pendidikan di wilayah Lebak Selatan masih jauh dari kata layak. Jangankan menyoal kualitas mutu pendidikan, untuk sarana dan prasarananya saja sangat jauh tertinggal menjadi potret pendidikan yang masih terpuruk, bahkan di era teknologi modern saat ini.

Penelusuran CNC MEDIA di Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak-Banten, tepatnya di SD Negeri 2 Parungsari, Kampung Parungrasa, Desa Parungsari yang infrastrukturnya sangat terbatas.

Sekolah Dasar berukuran begitu luas yang bangunannya cukup mewah dan mempunyai ruangan sampai 7 ruangan ini memakan anggaran yang begitu besar apalagi bangunan tersebut baru dibangun belum lama pada tahun 2019.

Tetapi sangat disayangkan ada dua kelas yang dipakai anak siswa sekolah yaitu kelas dua dan tiga yang tidak memakai bangku dan meja.

Sehingga sekolah yang berdiri di jaman Presiden Soeharto sampai saat ini masih berdiri, sungguh sangat disayangkan bangunan sekolah sangat mewah tersebut tapi masih saja siswa di dua kelas itu belajar di teras.

Ketika dikonfirmasi CNC MEDIA, Anggota Komite SDN 2 Parungsari, Duri mengatakan, dirinya sebagai anggota komite merasa sedih melihat anak-anak belajar tanpa adanya meja dan bangku di ruang 2 lokal tersebut.

Baca juga :  Naas.. Kepala Bocah SMP di Muncang Tertembak Senapan Angin, Pelaku Melarikan Diri

“Saya memohon kepada pihak terkait agar bisa merealisasikan secepatnya karena anak-anak kelas 2 dan kelas 3 belajar di teras ga ada bangku dan meja, gedung sekolah mewah dengan memakan anggarannya banyak, tetapi anak-anak kami belajar tiap hari seperti itu,” ujar Duri.

Duri juga menjelaskan, Sekolah Dasar ini berdirinya paling lama semenjak jaman Presiden Suharto sudah berapa kali direhab, namun karena gedung sekolah rusak parah kalau tidak salah dibangun tahun 2019 namun bangku dan meja yang tidak ada buat anak sekolah belajar.

“Dan juga yang sangat disayangkan sekolah tidak di pagar, apalagi gedungnya jauh dari rumah warga, malah rawan, sekitar tahun yang sudah ke lewat banyak yang nyuri atribut-atribut, karena ga ada pagar dan saya meminta kepada pemerintah untuk bisa memberikan bangku dan meja, kasihan anak-anak sekolah pada belajar di teras, dari semuanya ada 7 ruangan; 6 ruang kelas yang satu ruang kelas 5 gabung dengan perpus/penyimpanan buku dan satu ruang guru, mushola dan MCK,” paparnya.

Sementara Kepala Sekolah Dasar Negeri 2 Parungsari, Pendi S.Pd mengatakan, dari pihak sekolah merasa prihatin dengan situasi anak anak belajar di teras tanpa alas meja sehingga kurang nyaman dan proses KBM pun tidak begitu maksimal selain itu baju baju mereka menjadi kotor dan tidak fokus dalam belajarnya.

Baca juga :  DINILAI LAMBAN TANGANI KASUS PENGELAPAN BANSOS DESA CITOREK TIMUR, POLRES LEBAK DISOROT DPRD

“Walaupun itu bukan merupakan hambatan untuk tidak belajar. Selain meja belajar yang dua ruang itu, sesuatu yang kami butuhkan yaitu pagar sekolah supaya keamanan dan kenyamanannya sedikit banyak terjamin dan juga memudahkan dalam penataan lingkungan, selanjutnya perpustakaan karena buku-buku yang ada di sekolah disimpan di kelas lima dengan penataan seadanya,” ungkapnya. (Bejo-CNC)

Redaksi CNC MEDIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *