Lebak, CNC MEDIA.- Viral di media sosial, sebuah video memperlihatkan badan kapal tongkang patah terjadi di Dermaga Pelabuhan Bayah, Kabupaten Lebak-Banten. Muatan bahan baku semen (clinker) di kapal tumpah ke laut.
Video berdurasi 25 detik yang viral itu memperlihatkan situasi kapal patah tepat di bagian tengah. Tampak ekskavator di atas kapal berupaya mengevakuasi muatan clinker di atas kapal.
Kepala Wilayah Kerja Pelabuhan Bayah pada Kantor UPP Labuan, Muhamad Ace, membenarkan peristiwa kapal tongkang patah itu. Insiden itu terjadi pada Senin (11/7/2022) sekitar pukul 04.20 WIB
Kapal berkode BG Kapuas Jaya 317 itu patah di dermaga pabrik semen milik PT Cemindo Gemilang di Kecamatan Bayah, Lebak Selatan. Ace menyebut kapal hampir tenggelam.
“Kapal itu memuat 8.000 meter kubik clinker. Kapal hampir tenggelam karena bagian tengah kapal tongkang itu patah,” kata Ace saat dimintai konfirmasi awak media, Rabu (13/7/2022).
Awal mula peristiwa ini terjadi ketika kapal mengisi muatan. Saat proses itu berlangsung, kapal tiba-tiba patah di bagian tengah.
Dia menjelaskan kapal tongkang yang patah sudah dievakuasi. Pihaknya pun tengah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Banten dan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengatasi pencemaran di lokasi tumpahan clinker itu.
“Soal tumpahan clinker ke laut, kita akan berkoordinasi dengan Dinas LH dan Kementerian KLHK,” tutupnya.
Warga Khawatir Pencemaran
Warga dan nelayan di Lebak Selatan, Banten mengkhawatirkan dampak tumpahnya clinker ini. Mereka pun meminta pihak terkait untuk segera mengambil tindakan.
“Kekhawatirannya ada, karena itu kan dekat pantai, pinggir laut. Kekhawatirannya kan soal terganggunya ekosistem di sekitar laut, karena tumpahannya clinker bahan semen. Saya nggak tau bahayanya seperti apa yang jelas pasti bakal terganggu ekosistem di sekitar situ,” kata warga bernama Henriana Hatra kepada wartawan, Rabu (13/7/2022).
Henriana berharap pemerintah segera mengambil tindakan pada kasus tumpahnya clinker ke laut Bayah itu. Dia berharap juga pemerintah memberikan penjelasan terkait dampak tumpahan clinker itu.
“Pemerintah dalam hal ini dinas terkait melakukan investigasi soal pencemaran ini yang terjadi di pantai Bayah. Kemudian eksposnya secara terbuka supaya masyarakat juga tahu,” tuturnya.
“Harapan kami masyarakat, hasil investigasinya seperti apa? Biar masyarakat tahu dan bisa melakukan antisipasi. Lalu ada upaya penyelesaiannya, jika ada tumpahan seperti itu mekanisme penyelesaiannya seperti apa baik dari perusahaan sendiri atau pemerintah,” tambahnya.
Kekhawatiran ini juga muncul dari para nelayan di Lebak Selatan. Salah satu nelayan bernama Ahdar mengaku khawatir jika tumpahan clinker berdampak pada ekosistem laut dan hasil tangkapan.
“Saat ini nelayan memang belum merasakan efek dari tumpahnya clinker tersebut. Hasil tangkapan juga belum mengalami penurunan,” ujar Ahdar.
Saat ini, Ahdar mengaku belum melaut kembali lantaran kondisi cuaca buruk.
“Nelayannya sedang tidak melaut. Ombaknya sedang besar. Hanya ada beberapa saja yang melaut,” jelas Ahdar. (Red-CNC)