Pandeglang, CNC MEDIA.- Suryadi (43) bersama istri dan dua anaknya terpaksa tinggal di tenda terpal setelah rumahnya hancur diterjang badai. Kondisi ini sudah berlangsung selama satu tahun.
Suryadi mengaku tidak ada pilihan, lantaran gaji dari pekerjaannya sebagai kuli serabutan tidak cukup untuk membangun rumah, untuk makan saja kadang kurang.
Untuk tambahan makan sehari-hari, kata Yadi, kadang dapat bantuan dari pemerintah, seperti beras dan lauk-pauk. Namun, dia berharap lebih, pemerintah membantu membangun rumahnya.
“Kalau ada berharap bisa dibangun rumahnya, karena dari nguli hanya cukup untuk makan saja, itupun kadang dapat kadang enggak,” kata dia saat ditemui wartawan, Senin (21/12/2020).
Awal mulanya, kata Yadi, dia tinggal di rumah permanen di dekat lokasi tenda terpal sekarang. Namun rumahnya hancur dihempas angin badai sekitar tahun lalu.
Untuk membangun rumahnya kembali, dia tidak ada biaya, sehingga memilih membangun tenda di tanah kosong milik keluarga besarnya di Kampung Kadu Malam, Desa Sukamanah, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.
Di tenda berukuran kurang lebih 5×5 meter tersebut, Yadi dan keluarga menjalankan aktivitas sehari-hari seperti keluarga lainnya, dari mulai tidur, masak hingga ibadah.
Kecuali untuk mandi dan buang air, harus ke sungai lantaran belum ada fasilitas MCK.
Rumah dibangun kembali
Kepala Desa Sukamanah, Lamri, mengatakan, pihaknya sudah mengusahakan untuk mengajukan pembangunan rumah ke pemerintah daerah. Namun, terhambat oleh status tanah yang ditinggali oleh Yadi.
“Sudah sering diajukan, tapi masalah di tanahnya belum jelas, kemarin-kemarin sedang diurus,” kata Lamri saat dikonfirmasi.
Namun saat ini, kata Lamri, urusan tanah sudah selesai dan rumah Yadi sudah dibangun dengan bantuan pemerintah melalui Dinas Sosial dan swadaya masyarakat.
Kata dia, rumah yang dibangun memang tidak besar, namun yang terpenting adalah lebih layak dibanding dengan tinggal di tenda terpal.
Sementara Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pandeglang , Nuriah, menjelaskan, rumah Yadi tidak bisa masuk ke dalam program bantuan rumah layak huni (RTL) lantaran tanahnya bukan milik sendiri.
Dari pihak pemerintah, kata dia, sudah membantu dana sebesar Rp 5.000.000 untuk pembangunan rumah Yadi.
Sisanya, dia menyerahkan kepada pihak camat dan kepala desa hingga Koramil untuk swadaya membantu.
Nuriah juga memastikan jika Yadi merupakan keluarga penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT).
Redaksi CNC MEDIA