Kab Serang, CNC MEDIA.- Kegiatan pembangunan insfrastruktur pertanian dilaksanakan secara swakelola dengan pola padat karya yang Mestinya melibatkan partisipasi kelompok tani/Gapoktan/P3A setempat, mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan konstruksi, dan pemeliharaan, yang dibimbing petugas Dinas Pertanian Kabupaten dan konsultan pendamping daerah.
Dalam melaksanakan konstruksi Kelompok Tani pada kenyaataannya kegiatan tersebut diduga diborongkan, wal hasil baru selesai dikerjakan sudah rusak salah satunya yang berada di Kecamatan Pamarayan.
Hal ini ditanggapi serius DINAS PERTANIAN Kabupaten Serang, melalui Mahmud selaku PPK pada program FMSRB-FMSAP Tahun anggaran 2020 saat ditemui di kantornya, Selasa (16/02/2021).
“Kita sudah lihat kemarin di daerah wirana memang itu lapen sudah ada lubang lubang mesti ada perawatan dan kelompok tani selaku pelaksana program mesti bertangung jawab, ” kata Mahmud kepada awak media
“Hasil pekerjaannya pun belum ada pemeriksaan dari inspektorat, BPK, ” ucapnya lagi
Sebelumnya telah terpublik dibeberapa media online terkait dugaan pengerjaan program PROGRAM FMSRB JALAN USAHA TANI DESA WIRANA KECAMATAN PAMARAYAN DI DUGA ASAL JADI.
Program yang berbasis padat karya Swakelola kelompok tani SUMBER TANI Desa Wirana Kecamatan Pamarayan yang mana program peningkatan Optimasi lahan jalan pertanian /JUT OUT yang mestinya Swakelola Kelompok Tani atas Nama kelompok Tani sumber tani yang bedomisili di Desa Wirana Kecamatan Pamarayan, Kabupaten Serang-Banten, dengan Nilai Anggaran Ratusan Juta Rupiah tertanggal September 2020 tahun Anggaran 2020 faktual di lapangan kondisinya berantakan banyak berlubang.di duga terjadi Mark up yang dilakukan pada pembiayaan atau pengeluaran anggaran dengan menaikkan jumlah pengeluaran yg seharusnya, untuk kepentingan pribadi, sehingga negara dirugikan.
Kegiatan peningkatan jalan usaha tani yang belum lama ini selesai dikerjakan namun dalam pelaksanaannya diduga diborongkan dengan mengeyampingkan pemberdaayaan masyarakat sekitar atau anggota kelompok tani hasilnya pun patut dipertanyakan dalam hal ini diungkap Yusuf selaku aktifis pemerhati pembangunan,yang memang sedari awal memantau kegiatan.
Kata Yusuf, aktifis pemerhati pembangunan saat tinjau lokasi kegiatan 26/01/21 yang tercengang kaget dengan kegiatan nilai ratusan juta diduga dikerjakan asal, disinyalir minim pengawasan.
“Itu pekerjaan belum lama selasai di kerjakan sudah berakrakan (berantakan) lah belum lama juga udah banyak lubang, agregatnya juga banyak berhamburan sudah tidak interloocking sedari awal dikerjakan asal jadi kelihatan tuh agregat batu lapis atas lapis bawah terkesan minim pemadatan apa lagi jalan yang di atas sana mungkin saja hanya tambal sulam terbukti dengan berjalannya waktu pisik sudah rusak berantakan padahal belum lama selesai di kerjakan,” ungkapnya kepada awak media (15/2/2021).
Saat awak media konfirmasi lebih lanjut ketua kelompok tani Sumber Tani selaku pelaksana swakelola program, Mukhlisin sedang tidak ada dirumah dihubungi melalui whats Apps dirinya saat di konfirmasi awak media terkait program SMFBR seakan engan menjelaskan.
“Besok aja pak datang ke kantor desa biar nanti saya jelas kan,untuk program ini kan saya ada pendamping dan konsultan juga,” katanya kepada awak media.
Sementara di tempat terpisah Rudi selaku KOORLUH (Koordinator Penyuluh) pertanian Kecamatan Pamarayan saat di konfirmasi terkait program tersebut dirinya menjelaskan kepada awak media dirinya hanya mengetahui.
“Terkait program SMFBR, ya itu program berjalan dibeberapa kecamatan di kabupaten Serang salah satunya di desa Wirana kecamatan Pamarayan yang dikelola oleh kelompok tani Sumber Tani kelompoknya pak Mukhlisin, kalau saya hanya mengetahui Karena sudah ada dari Dinas pak UNUNG selaku pendamping atau pun konsultannya juga ada, ” ungkapnya.
Sementara Unung selaku pendamping saat di temui awak media mengatakan, terkait program FMSRB ini tidak boleh diborongkan.
“Terkait dugaan adanya mark upp anggaran atau mau lihat SPJ silahkan tanyakan saja kedinas pak,” ungkap Pendamping. (Wahyu-CNC)
Redaksi CNC MEDIA
Lalu harus bagai mana lagi ,,, agar konsrp program pembangunan masyarakat pedesaan betul betul bisa bermanfaat hasilnya untuk kemakmuran rakyat.