KKPMP MADA Pandeglang Bantu Donasi Demi Terwujudnya Rumah Layak Huni Untuk Siti Nuraida

banner 120x600

Pandeglang, CNC MEDIA.- Rumah reot milik Siti Nuraida (16) yang hampir ambruk di Cimanggu, Pandeglang, Banten akhirnya dibongkar.

Warga setempat, rencananya secara swadaya membangun kembali tempat tinggal yang lebih layak untuk gadis kelas X SMK itu setelah mendapat bantuan dari Pemprov Banten.

Dana bantuan dari Pemprov Banten sebesar Rp.20.000.000,- belumlah cukup untuk merenovasi rumah Aida, Meski sudah mendapat bantuan untuk renovasi rumah Aida.

Komando Kesatuan Pembela Merah Putih (KKPMP) Markas Daerah (MADA) Pandeglang bersama warga yang lain masih terus menggalang donasi.

Ketua KKPMP MADA Pandeglang, H. Solihin yang didampingi oleh Jakani, Pembina KKPMP MADA Pandeglang dan Anggota turun langsung ke lokasi dibangunnya rumah Siti Nuraida, di Kp Babakan Cimanggu Rt 01/Rw 02, Desa Cimanggu, Kecamatan Cimanggu dan berikan bantuan sembako, Sabtu (10/4/2021).

“Kami mengharapkan uluran tangan dari semua pihak agar terwujud nya rumah layak huni bagi neng Aida, masih banyak bahan bangunan yang kurang, seperti GRC, kusen dan atap belum ada,” ujar H. Solihin, ketika berkunjung ke lokasi pada hari Sabtu (10/4/2021) pukul 16.30 WIB.

Bantuan juga mengalir dari pihak sekolah, Muspika dan para relawan.

“Donasi masih terus berjalan, mudah-mudahan rezeki anak ini terus mengalir jalannya, bukan hanya untuk merenovasi rumahnya, tetapi kita pikirkan masa depannya, minimal dengan punya usaha kecil-kecilan miliknya sendiri,” jelas H. Solihin, Ketua KKPMP MADA Pandeglang.

Baca juga :  Ceceran Tanah Pemicu Kecelakaan di Desa Cijakan Dikeluhkan Warga

Dari Berita sebelumnya, seorang siswi SMK di pelosok Pandeglang harus tinggal sendirian di rumah reot yang hampir ambruk. Dia memilih untuk menetap di sana lantaran bangunan itu merupakan satu-satunya rumah peninggalan keluarga.

Kisahnya bermula saat Aida masih berusia 2 tahun. Saat itu, ibunya meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit yang dideritanya.

Tak lama setelah kepergian sang ibu, ayah Aida memilih untuk menikah lagi dengan perempuan lain dan meninggalkan Aida beserta kakak perempuannya di rumah tersebut.

Aida pun melewati masa kecilnya hanya berbekal pengawasan dan pemberian kasih sayang dari kakak perempuannya.

Sesekali, sanak keluarga yang bertetanggaan dengan rumah Aida juga ikut memantau tumbuh kembang gadis tersebut.

Beranjak remaja, tepatnya saat Aida sudah masuk SMP, kakaknya memutuskan menikah dan ikut tinggal di rumah suaminya.

Sejak itulah, Aida harus berjuang hidup sendirian di rumah reot tersebut sembari menimba ilmu di sekolah.

Rumah Aida yang sudah reot pun hanya berukuran 6X8 meter. Bangunan berbahan kayu dan bambu itu memiliki 5 ruangan yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, ruang keluarga dan dapur.

Kondisinya juga begitu memprihatinkan. Rumah yang berdiri puluhan tahun itu sudah hampir ambruk lantaran condong ke arah depan. Bahkan, gentengnya banyak yang bocor akibat jarang diperbaiki.

Baca juga :  Kapten Arhanud Asep Kandana Hidayat dan Camat Cigeulis Hadiri Musrenbangdes Desa Tarumanagara, Tetapkan RKPDes 2025/2026

Meski tinggal sendiri, Aida tak pernah mengeluh. Ia mengaku bersyukur masih dikelilingi oleh sanak keluarga yang tetap memberikan kasih sayang sejak kecil kepadanya.

Bahkan untuk kebutuhan sehari-hari, keluarganya tidak pernah segan membukakan pintu rumah untuk gadis berusia 16 tahun tersebut.

Di usianya yang masih belia, tanggung jawab Aida makin tambah berat sejak awal tahun 2021. Kakak perempuannya bercerai lalu memutuskan untuk merantau ke Jakarta mencari pekerjaan. Karena urusan kerja, sang kakak lantas menitipkan anaknya yang masih berusia 8 tahun kepada Aida.

Aida pun hanya dibekali uang kiriman sebesar Rp 800 ribu per bulan dari kakaknya. Uang itu, harus diatur oleh Aida supaya mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari beserta uang jajan untuk keponakannya. (Bejo-CNC)

Redaksi CNC MEDIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *