LEBAK  

Ketua Fraksi PPP DPRD LEBAK Menilai Tak Pantas Ungkapan Hj. Iti Akan Santet Moeldoko

banner 120x600

Lebak, CNC MEDIA.- Ungkapan Ketua DPD Demokrat Banten Iti Octavia Jayabaya yang juga bupati Lebak siap mengirim santet kepada Moeldoko karena terlibat dalam kongres luar biasa atau KLB dianggap tidak pantas.

Pernyataan itu juga dinilai mencederai warga Banten yang mayoritas muslim dan memiliki banyak ulama.

“Pernyataan tidak pantas walau dalam keadaan emosi akibat konflik di Partai Demokrat dan Iti selaku ketua Demokrat Banten, apapun dalihnya beliau seorang kepala daerah harusnya bisa meluapkan emosi dengan kata-kata bijak bukan dengan kalimat kemusyrikan,” kata Musa Weliansyah Ketua Fraksi PPP DPRD Lebak saat dimintai pendapat di Lebak, Banten, Senin (8/3/2021).

Pernyataan itu seakan bupati memiliki santet dan mengetahui bahwa dukun santet ada di Banten. Padahal Banten memiliki banyak ulama dan generasi santri-santri muda.

“Banten memiliki ulama-ulama kharismatik yang berada hampir di seluruh wilayah kabupaten dan kota, Banten memiliki potensi generasi muda yang notabene santri,” tambahnya.

Musa menambahkan kebiasaan bupati marah-marah hanya mencari sensasi. Ia menyarankan agar bupati lebih santun sebagai pejabat dan mengimplementasikan ketegasan jangan hanya sebatas marah-marah.

“Banyak pekerjaan infrastruktur yang bermasalah di Lebak saya belum melihat ketegasan yang serius dari ibu bupati ini, program sosial penanganan fakir miskin bermasalah kesannya bupati biasa-biasa saja,” ujarnya.

Ia berharap bupati introspeksi diri dan mengendalikan emosi. Ia mendukung Iti tetap tegas dan keras namun tetap sopan, cerdas dan santun.

“Pernyataan bupati soal santet sangat kontradiktif dengan masyarakat Banten yang religius,” pungkasnya.

Pernyataan Iti di DPP Demokrat di Jakarta pada Minggu (7/3) lalu ini sudah diklarifikasi. Iti mengatakan bahwa itu adalah luapan emosi menanggapi KLB Demokrat yang melibatkan Moeldoko.

“Omongan santet merupakan puncak kekesalan kita DPD Demokrat Banten. Itu hanya bentuk ancaman kita, tapi tidak ada niatan kita melakukan hal tersebut. Kita merasa kesal dan emosi, karena kudeta KLB Demokrat yang dilakukan oleh Moeldoko,” kata Iti.

Redaksi CNC MEDIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *