BANTEN, CNC MEDIA.- Hasil Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-5 Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) Provinsi Banten yang berlangsung Sabtu, 20 Agustus 2022 di Hotel Horison Ultima Ratu, sedang dipersoalkan berbagai pihak, terutama dari kader HMI sendiri dan pengurus KAHMI daerah yang menjadi peserta sah Muswil tersebut.
Salah satu yang dinilai cacat dan merusak tradisi musyawarah kekeluargaan di arena lima tahunan kader alumni hijau hitam itu adalah munculkan rekayasa berupa paket 7 orang calon presidium yang diseting jauh-jauh hari sebelum Muswil oleh para oknum Majelis Daerah yang berambisi jabatan. Kemudian, tidak adanya penyampaian Laporan Pertanggungjawaban (LPj) dan pembahasan program serta pokok-pokok pikiran pada komisi-komisi di persidangan.
“Akibat ambisi segelintir oknum yang merekayasa mekanisme Muswil yang merekomendasi sistem paket calon, sehingga tidak ada ruang dialog dan musyawarah, ini sungguh mencederai makna Muswil. Bahkan penyampaian LPj dan rapat komisi-komisi aja tidak ada. Makanya kami protes dan menyatakan Walk Out serta akan terus menggugat,” kata Ifan Novpryanto, Presidium KAHMI Pandeglang.
Ifan menambahkan bahwa proses persidangan di Muswil sudah tidak sehat dan kondusif, tidak ada perkenalan profil calon presidium, tidak ada adu gagasan serta penyampaian visi misi dan tidak melalui tahapan atau mekanisme pencalonan sesuai dengan AD/ART. Malah ada peserta Majelis Daerah yang tidak memiliki SK tapi miliki hak suara.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh utusan peserta dari KAHMI Kabupaten Lebak, Jayani, bahwa rekayasa di Muswil sangat kentara, jauh dari kebiasaan HMI yang mengedepankan transaksi intelektual yang dialogis.
“Kami heran, kok memaksakan kehendak sekali untuk menjadi presidium, sampai merekayasa pimpinan sidang dan melanggar aturan, ini bukan cara-cara kader HMI, tapi sudah praktek politisi. Kami ingin ada dialog intelektual yang sehat, tapi ditutup” Tambah Jayani, alumni HMI yang sering memimpin aksi demonstrasi ini.
Sebagaimana diketahui bahwa Muswil KAHMI salah satunya menjadi ajang pergantian pengurus yang dipimpin 7 orang presidium lama (periode 2017-2022), yaitu H. Udin Saparudin, H. Tb. Iman Aryadi, H. Ahmad Jazuli Abdillah, H. Yhanu Setiawan, Hidayatullah, H. Agus Supriyatna, dan Alm E. Hafadzah.
Adapun 7 orang presidium hasil Muswil 5 yang sedang dipersoalkan ini adalah H. Epy Sahifullah, H. Bahrul Ulum, Saiful Bahri, Lukman Hakim, Hendri Zein, Dedi Arisandi, dan Nina Chairina. (Red-CNC)