Lebak, CNC MEDIA.- Longsor di sebuah tambang emas liar kembali terjadi di Lebak, Banten. Lubang tambang di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) mengalami longsor dan menyebabkan 4 orang tewas.
Tertimbun longsoran, empat penambang emas ilegal di Cikatumbiri, Desa Citorek Sabrang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, ditemukan meninggal dunia. Sedangkan, dua lainnya masih dalam pencarian tim SAR gabungan bersama masyarakat.
Berdasarkan Informasi yang diterima redaksi CNC MEDIA dari Kepala Seksi Balai TNGHS Wilayah Lebak, Siswoyo, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (6/12/2020) dini hari.
“Terjadi bencana alam longsor di Blok Cikatumbiri, lokasi PETI (penambangan emas tanpa izin) Resort Cibedug yang informasinya ada 6 orang tertimbun longsor,” kata Siswoyo melalui keterangan tertulis, Kamis (10/12/2020).
Basarnas Banten melakukan pencarian terhadap dua korban tambang emas liar di Kecamatan Cibeber, Lebak yang masih hilang, Kamis (10/12/2020).
Informasi sementara dari Basarnas, keluarga masih bisa berkomunikasi dengan pekerja tambang emas ilegal pada Sabtu dini hari, 5 Desember 2020 sekitar pukul 02.00 WIB melalui sambungan seluler.
Namun, para pekerja tidak bisa dihubungi pada pukul 03.00 WIB pada hari yang sama. Karena hilang kontak, keluarga kemudian menemui kepala desa untuk melakukan pencarian bersama masyarakat dan pegawai kecamatan.
“Semua (penambang) menuju Cikatumbiri dengan tujuan membuat lubang emas. Tim desa dan kecamatan langsung mengadakan pengecekan ke lokasi dan mengadakan pencarian mengerahkan massa,” dia menerangkan.
Pencarian dilakukan di sekitar lokasi tambang, yang masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
Pencarian dilakukan hingga Selasa, 8 Desember 2020 dan berhasil menemukan tiga pekerja tambang emas ilegal, yakni:
1. Oyan (30), warga Kampung Babakan Tipar, Desa Majasari, Kecamatan Citorek, Kabupaten Lebak, Banten.
2. Suhana (42), warga Kampung Pasir Nangka, Desa Citorek Sabrang, Kecamatan Citorek, Kabupaten Lebak, Banten.
3. Asyura (45), Kampung Sukamaju, Desa Citorek Sabrang, Kecamatan Citorek, Kabupaten Lebak, Banten.
Kemudian, Basarnas mendatangi lokasi kejadian hari ini, Kamis, 10 Desember 2020 dan langsung melakukan pencarian bersama masyarakat.
Hasilnya, ditemukan satu korban lagi atas nama Yanto (30), warga Kampung Babakan Tipar, Desa Majasari, Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Banten.
“Tim SAR gabungan menemukan potongan tubuh di aliran Sungai Cimadur, Desa Citorek Barat, dengan jarak sejauh 8 km dari lokasi kejadian,” dia mengatakan.
Proses pencarian dihentikan sore tadi, sekitar pukul 17.00 WIB dan akan dilanjutkan besok, Jumat, 11 Desember 2020 mulai pukul 07.00 WIB.
“Pencarian dilanjutkan besok dengan melibatkan Basarnas, Polri, TNI, BPBD Lebak, rumah zakat dan masyarakat,” jelasnya.
Berikut dua identitas penambang emas yang masih dalam pencarian Tim SAR gabungan:
1. Rudi (37), warga Kampung Pasir Nangka, Desa Citorek Barat.
2. Mahmudin (44), warga Kampung Pasir Nangka, Desa Citorek Barat.
Siswoyo mengatakan, aktivitas PETI di TNGHS hingga saat ini masih terus berlangsung.
Berdasarkan data yang dimilikinya hingga Maret 2020, masih ada 306 lubang tambang liar yang tersebar di 4 blok di Kawasan TNGHS wilayah Lebak.
Siswoyo juga menjelaskan, pihaknya sudah sering melakukan penutupan aktivitas tambang liar tersebut.
Namun setelah ditutup, para penambang emas liar tersebut membuka lubang di tempat lain.
Basarnas Banten dilibatkan dalam pencarian korban yang masih dinyatakan hilang hingga saat ini.
Kepala Kantor Basarnas Banten Zaenal Arifin mengatakan, pencarian dilakukan di sepanjang aliran Sungai Cimadur.
Namun, hingga berita ini ditulis, pencarian belum membuahkan hasil.
“Pencarian masih dilakukan dengan melibatkan tim gabungan dari Basarnas Banten, Polres Lebak, Koramil Cibeber dan BPBD Lebak,” katanya.
Redaksi CNC MEDIA