Banten, CNC MEDIA.- Banyak petani di wilayah Banten Selatan mengeluhkan bahwa sekarang pupuk bersubsidi langka, kalaupun ada pupuk harganya sangat mahal sekali.
“Bisa mencapai 250 ribu perkarung (urea), bila beli eceran bisa mencapai 7000an per kg, ini di agen penyalur resmi untuk wilayah desa Sumurbatu,” ujar petani yang tidak mau di sebutkan namanya. “Cikiruh wetan pupuk saat ini juga langka,” lanjutnya.
Kelangkaan pupuk tersebut dikhawatirkan akan berimbas pada pertumbuhan tanaman padi yang baru ditanam.
Salah satu petani di wilayah tersebut mengaku resah, karena hingga saat ini dirinya belum mendapatkan pupuk jenis Phonska untuk pemupukan pertama tanaman padi miliknya.
Padahal, pupuk tersebut sangat dibutuhkan agar kualitas padi yang baru ditanam subur dan baik.
Dia mengaku heran dengan kenaikan harga pupuk tersebut. Padahal saat ini sejumlah petani mulai memasuki masa tanam. Akibatnya, para petani terpaksa menunda menanam hingga harga pupuk kembali stabil.
Dia berharap agar pemerintah daerah bisa hadir di tengah kesulitan yang saat ini dirasakan masyarakat. Pasalnya, mayoritas warga didominasi oleh petani.
Apabila hal ini tidak digubris, maka bakal membawa dampak yang buruk bagi keberlangsungan petani.
Kelangkaan Pupuk Bersubsidi Menurut Ekonom Senior.
Kelangkaan pupuk bersubsidi dikarenakan masalah distribusi yang tidak tepat sasaran. Hal tersebut dikatakan Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bustanul Arifin.
Menurutnya, kelangkaan ini selain disebabkan masalah distribusi pupuk yang tidak tepat sasaran, namun juga karena imbas pengurangan anggaran subsidi pupuk di APBN.
“Anggaran subsidi dikurangi, di tahun 2020 ini hanya Rp 26,3 triliun, sebelumnya Rp 29 triliun,” kata Bustanul.
Ia menjelaskan pemerintah akan kembali mengurangi subsidi pupuk untuk menutupi defisit anggaran.
“Dikurangi Rp 3 triliun 2020 ini saja sudah terlihat di lapangan mengalami kelangkaan,” tuturnya.
Karenanya, dia berharap pada DPR untuk memperjuangkan anggaran yang ideal subsidi pupuk bagi petani , serta mendorong pemerintah untuk membenahi masalah distribusi.
“Jadi, ini memang persoalan yang terjadi di tingkat lapangan dan juga tingkat kebijakan. Saya minta DPR tetap memperjuangkan hal ini, jangan petani dikorbankan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memastikan ketersediaan pupuk bersubsidi bagi petani, khususnya di Kalimantan Selatan cukup bahkan stok berlebih.
Ia sempat mengatakan bahwa pupuk subsidi di Indonesia dalam keadaan yang cukup dan tidak kekurangan stok. (Aang-CNC)
Redaksi CNC MEDIA