PENINGKATAN MINAT BELAJAR AKIDAH AKHLAK MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL (VIDEO PEMBELAJARAN) SISWA KELAS IX MTS ASHHABUL MAIMANAH CIKOBAK

banner 120x600

MUNAWIROH,S.Pd.I
Pendidikan Profesi Guru UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu Tahun 2023

ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi siswa kelas IX Mts Ashhabul Maimanah Cikobak dalam pembelajaran akidah Akhlak, Materi adab bergaul kepada saudara, teman dan tetangga, adalah kurangnya minat atau motivasi siswa dalam pembelajaran ini yang mengakibatkan prestasi belajar siswa kelas IX Mts kurang optimal.

Hal ini disebabkan penyampaian materi Akidah Akhlak kurang menarik bagi siswa sehingga kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar Akidah Akhlak siswa kelas IX Mts Ashhabul Maimanah Cikobak

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Peningkatan Hasil Belajar Akidah Akhlak dengan menggunakan Video Pembelajaran di kelas IX Mts Ashhabul Maimanah Cikobak dan bagaimana pengaruh media pembelajaran pada materi Akidah Akhlak melalui penggunaan media Video Pembelajaran pada kelas IX Mts Ashhabul Maimanah Cikobak.

Jenis Penelitian ini adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas,dimana objek penelitian hanya berpusat pada proses pembelajaran pada kelas IX Mts Ashhabul Maimanah Cikobak dengan menggunakan media Video Pembelajaran.

Adapun Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan Teknik pengukuran dan Teknik observasi.

Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dari hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti, hasil belajar siswa dengan menggunakan media Video Pembelajaran adalah sebagai berikut, pada siklus I, dari 12 siswa terdapat 8 siswa (67%) yang mencapai ketuntasan belajar dan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa (33%).

Sedangkan pada siklus II, siswa yang tuntas sebanyak 10 siswa (83%) dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (17%) sehingga dapat diambil kesimpulan setelah diadakan siklus II, hasil belajar siswa meningkat 16%.
Kata Kunci : Minat Belajar, Akidah Akhlak Media Audio Visual

1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dandana yang cukup besar demi perkembangan masa depan bangsa karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting pada kehidupan manusia. Proses pendidikan diselenggarakan secara formal di sekolah, dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri seseorang secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikap.

Dalam proses pembelajaran terdapat komponen-komponen yang saling terkait, yang meliputi tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode/strategi belajar mengajar, alat/media, sumber pelajaran dan evaluasi. (Sukewi, 1994)

Pada Pendidikan abad 21 seperti saat ini, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berfikir kritis serta memiliki inovasi didalam pembelajaran. Kemampuan ini menuntut adanya keaktifan siswa serta kebebasan berfikir dari masing – masing siswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran.

Sehingga merubah paradigma pembelajaran dari teacher centered beralih menjadi student centered. Tuntutan inipun berlaku juga pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.

Mata pelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah merupakan salah satu mata pelajaran PAI yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al asma’ al husna, serta penciptaan keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab Islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran Akidah Akhlak memiliki kontribusi dalam pembentukan akhlakul karimah.

Al-akhlak al- karimah ini sangat penting untuk dipraktikkan dan dibiasakan sejak dini oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam rangka mengantisispasi dampak negatif era globalisasi dan krisis multi dimensional yang melanda bangsa dan Negara Indonesia.

Mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs Ashhabul Maimanah Cikobak mendapatkan alokasi waktu 2 jam pelajaran dalam setiap minggu. seperti halnya mata pelajaran pendidikan agama lainnya. Dari kenyataan yang terjadi di lapangan penyampaian materi akidah akhlak di MTs Ashhabul Maimanah Cikobak dirasakan kurang menarik bagi siswa, siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran, anak – anak terlihat tidak bersungguh sungguh dalam mengikuti pembelajaran, mereka enggan bertanya kepada guru atau teman lain, hal ini merupakan salah satu bukti bahwa siswa kurang bersemangat untuk menguasai suatu konsep.

Kemudian bentuk kesulitan dalam mempelajari suatu konsep, banyak siswa yang kurang memperhatikan pelajaran dan susah untuk diajak berkonsentrasi dalam belajar, sebagian siswa senang bergurau atau justru mengalihkan perhatian pada sesuatu di luar materi pembelajaran kurangnya motivasi dan keingintahuan mereka tentang materi yang ada didalam materi akidah akhlak,
terbukti dari analisis nilai ulangan harian pada bulan Juli 2023 menunjukkan prestasi yang kurang optimal yaitu banyak siswa yang belum tuntas hasil belajarnya, hal ini dapat dilihat dari nilai rata – rata yang diperoleh siswa kelas IX MTs Ashhabul Maimanah Cikobak hanya 65,83 dengan nilai terendah= 40, nilai tertingi = 90 serta yang tuntas sebanyak 5 siswa dari sejumlah 12 siswa( dengan KKM = 70).

Adanya masalah tersebut dimungkinkan karena media dan metode pembelajaran yang digunakan kurang tepat atau kurang menarik minat siswa, pembelajaran monoton dilakukan guru sehingga siswa kurang diberi kesempatanuntuk mengungkapkan kemampuan dirinya.

Pembelajaran akan lebih bermakna bilamana terjadi interaksi antara guru dengan siswa maupun antar siswa dengan siswa sehingga terjadi komunikasi timbal balik.

Guru seharusnya memberi kesempatan kepada siswa untuk menggali potensi dirinya melalui pemanfaatan media.

Kondisi ini menjadikan siswa kurang memperhatikan pembicaraan guru, berbicara dengan teman lainnya, siswa mudah merasa bosan yang berpengaruh pada kurangnya pemahaman siswa Salah satu media yang digunakan dalam pembelajaran yang diyakini dapat meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa adalah media Video Pembelajaran atau audio visual. Media Video atau audio visual merupakan salah satu sarana alternative dalam melakukan proses pembelajaran berbasis teknologi.

Video atau Audio visual pembelajaran berbasis teknologi dapat digunakan sebagai sarana alternative dalam mengoptimalkan proses pembelajaran, dikarenakan beberapa aspek antara lain :
a) Mudah dikemas dalam proses pembelajaran; b) Lebih menarik untuk pembelajaran; c) Dapat diperbaiki setiap saat.(Sapto Haryoko, 2009)

Media audio visual adalah media penyalur pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan penglihatan.

Audio Visual adalah media intruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi), meliputi media yang dilihat dan didengar Rohani, 2007).

Penggunan media video atau audio visual dalam pembelajaran dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih kongkrit, selain itu media video atau audio visual ini juga dapat meningkatkan pemahaman siswa karena siswa selain mendengarkan tetapi juga dapat melihat materi yang ditayangkan dengan lebih bervariasi, dan menarik.

Demikianlah gambaran situasi pembelajaran saat ini yang terjadi pada MTs Ashhabul Maimanah Cikobak.

Oleh karena itu, dibutuhkan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. Sehingga diharapkan dapat mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

2. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh guru bidang study Akidah Akhlah kelas IX MTs Ashhabul Maimanah Cikobak dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan parsitifatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.

Lima karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) atau PTK dapat disebutkan sebagai berikut, 1) Situasional, artinya berkaitan langsung dengan permasalahan konkret yang dihadapi guru dan siswa, 2) Kontekstual, artinya upaya pemecahan yang berupa model dan prosedur tindakan tidak lepas dari konteksnya, 3) Kolaboratif, partisipasi antara guru-siswa dan mungkin asisten atau teknisi yang terkait membantu proses pembelajaran, 4) Self reflective dan self evaluative, pelaksana, pelaku tindakan, serta objek yang dikenai tindakan melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap hasil ataukemajuan yang dicapai, 5) Fleksibel, dalam arti pemberian sedikit kelonggaran dalam pelaksanaan tanpa melanggar kaidah metodologi ilmiah. (Soedarsono, 2001).

Subjek dari penelitian ini adalah murid kelas IX MTs Ashhabul Maimanah Cikobak, dengan sasaran utama meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media Video atau audio visual pada pembelajaran Akidah akhlak materi Adab kepada saudara, teman dan tetangga.

Adapun jumlah murid kelas IX sebanyak 12 orang dengan rincian 3 orang laki- laki dan 9 orang perempuan.

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan teknik pengukuran dan teknik observasi..

Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif. Penelitian ini menggunakan model penelitian Model Kemmis dan Mc Taggart.

Desain Kemmis dan Taggart ini menggunakan model yang dikenal dengan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali merupakan dasar untuk suatu ancang – ancang permasalahan.

Dari pemaparan diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut Siklus I (Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Pengumpulan Data, Refleksi ), Pelaksanaan Siklus II (Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Pengumpulan Data, Refleksi) siklus II dinyatakan berhasil, Apabila pada siklus II hasil belajar siswa meningkat dan ketuntasan melebihi 85 % dari jumlah siswa maka siklus dihentikan.

Jika tidak terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I dibanding siklus II, maka penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.

HASIL PENELITIAN Berdasarkan analisis prestasi belajar siswa setelah melakukan ulangan pada Siklus I, dapat dilihat dari 12
siswa terdapat 8 siswa (67%) yang mencapai ketuntasan belajar dan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa (33%)., pada Siklus II setelah melakukan ulangan, didapatkan hasil data dari 12 siswa, sebanyak 10 siswa (83%) dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (17%). Sehingga dapat diambil kesimpulan setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 16 %. berikut rincian hasil penelitian pada tiap siklus :
1. Hasil penelitian siklus I

2. Hasil penelitian siklus II

Dari analisis hasil belajar pada siklus I, II dan III untuk nilai terendah 60 terdapat 4 siswa pada siklus I, menjadi 2 siswa pada siklus II, mengerucut 1 siswa pada siklus III. Untuk nilai tertinggi 100 pada siklus I berjumlah 1 siswa, mengalami peningkatan pada siklus II, bertambah menjadi 2 kemudian mengalami peningkatan lagi pada suklus III menjadi 3 siswa .

Nilai rata- rata 75 pada siklus I menjadi 80 pada siklus II dan menjadi 85 pada siklus III, pembelajaran paada siklus I & II mengalami peningkatan sebesar 16%,sedangkan pada siklus III mengalami peningkatan 9%.

4. PEMBAHASAN

1. Minat Belajar a. Pengertian Minat Sebelum kita mengetahui minat belajar maka kita harus mengetahui pengertian minat dan
belajar.

Kata minat secara etimologi berasal dari bahasa inggris “ interest” yang berarti kesukaan, perhatian (kecenderungan hati pada sesuatu), keinginan. Jadi dalam proses belajar siswa harus mempunyai minat atau kesukaan untuk mengikuti kegiatan belajar yang berlangsung, karena dengan adanya minat akan mendorong siswa untuk menunjukan perhatian, aktivitasnya dan partisipasinya dalam mengikuti belajar yang berlangsung. Menurut Ahmadi (2009: 148) “Minat adalah sikap jiwa orang seorang termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, dan emosi), yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang kuat”. Menurut Slameto (2003:180), “minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”.

Sedangkan menurut Djaali (2008: 121) “minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.

Sedangkan menurut Crow&crow (dalam Djaali, 2008:121) mengatakan bahwa “minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian minat adalah
rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan.
b. Pengertian Belajar Skinner (dalam Walgito, 2010: 184) memberikan definisi belajar “Learning is a process of progressive behavior adaptation”.

Sedangkan menurut walgito (2010: 185) “belajar merupakan perubahan perilaku yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku (change in behavior or performance)”.

Menurut Whittaker, (dalam Djamarah, 2011:12) merumuskan bahwa “belajar sebagai proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.

Demikian pula menurut Djamarah (2011: 13) belajar adalah “serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasi dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”.

Demikian pula menurut Khodijah (2014; 50) belajar adalah sebuah proses yang memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk kompetensi, ketrampilan, dan sikap yang baru melibatkan proses-proses mental internal yang mengakibatkan perubahan perilaku dan sifatnya relative permanen.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian belajar adalah perubahan dalam diri pelajarnya yang berupa, pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku akibat dari interaksi dengan lingkungannya.
c. Pengertian Minat Belajar Minat merupakan rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan.

Minat tersebut akan menetap dan berkembang pada dirinya untuk memperoleh dukungan dari lingkungannya yang berupa pengalaman.

Pengalaman akan diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun belajar.

Dan faktor yang menimbulkan minat belajar dalam hal ini adalah dorongan dari dalam individu. Dorongan motif sosial dan dorongan emosional.Dengan demikian disimpulkan bahwa pengertian minat belajar adalah kecenderungan individu.

2. Pengertian Akidah Akhlak Aqidah dan akhlak merupakan salah satu ajaran yang ada dalam Islam, dan sangat penting dimiliki oleh seorang muslim.

Aqidah berasal dari bahasa Arab aqoda-ya’taqidu-I’tiqodan, yang memiliki arti yakin, meyakini dan keyakinan. Sedangkan menurut istilahAqidah adalah suatu perkara yang wajib dibenarkan (dipercaya) oleh hati dengan penuh kemantapan atau keyakinan dalam kalbu (jiwa), sehingga terhindar dari keraguan- keraguan. Aqidah dapat juga disebut dengan iman (kepercayaan).

Menurut Yusuf Qardawi Akidah adalah suatu kepercayaan yang meresap ke dalam hati dengan penuh keyakinan, tidak bercampur syak dan keraguan serta menjadi alat kontrol bagi tingkah laku dan perbuatan sehari-hari.

Jika kata Akidah diikuti dengan kata Islam, maka berarti ikatan keyakinan yang berdasarkan ajaran Islam.

Akidah Islam mengandung arti ketertundukan hati yang melahirkan dan merefleksikan, kepatuhan, kerelaan dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah Swt.

Dikutip dari buku Pengantar Akidah Akhlak dan Pembelajarannya, Dedi Wahyudi (2017: 1),
pengertian aqidah adalah kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan di mana hati membenarkannya sehingga timbullah ketenangan jiwa.

Sedangkan pengertian lain dari aqidah adalah kepercayaan kepada Allah yang Maha Esa yang mencakup enam kepercayaan atau disebut dengan rukun iman.

Adapun pengertian aqidah secara umum adalah kepercayaan, keimanan, keyakinan secara mendalam dan benar lalu merealisasikannya dalam perbuatannya.

Sedangkan aqidah dalam agama Islam berarti percaya sepenuhnya kepada ke-Esa-an Allah, di mana Allah-lah pemegang kekuasaan tertinggi dan pengatur segala apa yang ada di jagad raya.

Akhlak dalam bahasa Arab berasal dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, perangai, atau tabiat.

Menurut bahasa akhlak berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Objek pembahasan adalah semua perbuatan manusia sedangkan objek pembahasan ilmu akhlak ialah tindakan-tindakan yang dapat diberikan nilai baik/buruk, yaitu perkataan dan perbuatan yang termasuk kedalam kategori perbuatan akhlak.

Ilmu akhlak bukanlah jaminan seseorang menjadi orang yang berakhlak mulai bersih dari sifat tercela. Secara terminologi, akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh sesuatu keinginan secara mendasar untuk melakukan suatu perbuatan.

Sementara itu, menurut Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulumudin mendefinisikan bahwa akhlak adalah gambaran tingkah laku dalam jiwa dari padanya lahir perbuatan -perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

Sedangkan Ahmad Amin memberikan definisi bahwa akhlak adalah a’datul atau kehendak yang membiasakan artinya kehendak itu bila membiaskansesuatu, maka kebiasaan itulah yang dinamakan dengan akhlak.

Akhlak merupakan tingkah laku yang melekat pada diri seseorang yang dapat memicu perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.

Akhlak diartikan sebagai ilmu tentang kebiasaan pendapat ini mengikuti pendapat dari para filsuf Yunani namun definisi ini membatasi ruang lingkup ilmu akhlak yang terbatas pada perbuatan manusia yang sesuai dengan kehendaknya yang menjadi kebiasaan dan tradisi padahal ilmu akhlak lebih luas daripada itu di dalamnya juga meliputi petunjuk yang benar untuk perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk serta perintah untuk berpegang teguh pada tradisi dan kebiasaan yang benar.

Kedua Akhlak diartikan sebagai ilmu tentang manusia ini adalah pendapat dari seorang penulis berkebangsaan Prancis dalam definisi ini meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan manusia dari berbagai macam ilmu dan pengetahuan mulai dari ilmu kedokteran ilmu jiwa ilmu logika sejarah dan segala macam ilmu yang berada di sekitar manusia.

Pendapat ketiga menjelaskan bahwa akhlak adalah ilmu tentang baik dan buruk. Akhlak juga diartikan sebagai studi tentang wajib dan kewajiban.

Pengertian ini terlalu ringkas karena mengabaikan Sisi yang terpenting dari aspek ilmu yaitu nilainilai dari perbuatan manusia yang berubah nilai baik dan buruk.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa akidah akhlak merupakan pembelajaran penting bagi setiap manusia dalam proses pendidikan, dengan tujuan materi Aqidah Akhlak yang pernah dipelajari dapat menjadi pedoman hidup dalam rangka menyempurnakan Iman.

Selain itu akidah akhlak juga mampu membawa umat manusia untuk lebih baik dalam menjalankan proses kehidupan.

3. Media Audio Visual (Video Pembelajaran) a. Pengertian Media Video Pembelajaran Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

Media Video Pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenis media Audio Visual Aids (AVA) atau media yang dapat dilihat atau didengar.

Media audio motion visual (media audio visual gerak) yakni media yang mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk obyeknya dapat dilihat, media ini paling lengkap.

Informasi yang disajikan melalui media ini berbentuk dokumen yang hidup, dapat dilihat di layar monitor atau ketika diproyeksikan ke layar lebar melalui projector dapat didengar suaranya dan dapat dilihat gerakannya (video atau animasi) Video adalah gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup.

Media ini pada umumnya digunakan untuk tujuantujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan.

Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.

Menurut Dwyer, video mampu merebut 94% saluran masuknya pesan atau informasi kedalam jiwa manusia melalui mata dan telinga serta mampu untuk membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar dari tayangan program.

Pesan yang disampaikan melalui media video dapat mempengaruhi emosi yang kuat dan juga dapat mencapai hasil cepat yang tidak dimiliki oleh media lain.

Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan
audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran.

Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran.

Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.

5. KESIMPULAN dengan media Video atau audio visual Pembelajaran memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu pra siklus dari 12 peserta didik yang tuntas sebanyak 5 siswa (42%) dan yang belum tuntas sebanyak 7 siswa (Dari hasil penelitian telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran 58%), sedangkan pada siklus I yang tuntas sebanyak 8 siswa (67%) dan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa (33%). sedangkan pada siklus II yang tuntas sebanyak 10 siswa (83%) dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa (17%). setelah diadakan Siklus II hasil belajar siswa meningkat sebesar 16%. Dan setelah diadakan siklus III yang tuntas sebanyak 11 siswa (92%) dan yang belum tuntas sebanyak 1 siswa (9%) dengan peningkatan sebesar 9%.

2. Penerapan media Video pembelajaran atau audio visual mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, ratarata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan media pembelajaran audio visual sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

DAFTAR PUSTAKA
Anik Purwati. 2018. Penelitian Tindakan Kelas (Ptk) Pemerintah Kabupaten Jember DinasPendidikan Sd Negeri Tegalsari 02 Ambulu Laporan 2018. Jember: Dinas Pendidikan Kabupaten Jember. Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Djamarah, Syaiful Bahri.2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RinekaCipta Haryoko Sapto, 2009, Efektifitas Pemanfaatan Media Audio-Visual Sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran. Jurnal Edukasi@Elektro Vol. 5 No.1. ISSN 1829-989X Lukman setiawan. 2018. Sekripsi Penerapan media audio visual pada pembelajaran ipa kelas vdi mi ma’arif NU beji kecamatan kedungbanteng kabupaten banyumas tahun pelajaran 2017/2018. Banyumas:Institut Agama IslamNegeri Purwokerto
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press May, A. (2015). Melacak Peranan Tujuan Pendidikan dalam Perspektif Islam. Tsaqafah: , Vol 11 No. 2. Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia PelatihanPenulisanKarya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban. Hamzah B.Uno,Nina Lamatenggo,Satria, Menjadi Peneliti PTK yang Profesional (PT.Bumi Aksara.2011),Hal 90. Ditjen Bimas islam dan penyelenggaraan Haji Bogdan, R., & Biklen, S. 1982. Qualitative research in education, Allyn & Bacon, Boston Dakir, 1993. Dasar-Dasar Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Djalali, M. As’ad. 2001. Psikologi _Motivasi Minat Jabatan, Intelegensi, Bakat dan Motivasi Kerja, Wineka Media, Malang Djamarah, S. B. 2002. Psik.ologi Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta Guba, E.G., & Lincoln, Y.S. 1981. Effective Evaluation, Jossey-Bass Publishers, Sanfransisco Hamalik, O. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar, Penerbit Sinar Baru Algensindo, Bandung Moeleng, L.J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung Suyikno. 2013. Meningkatkan hasil belajar ipa menggunakan metode Media Vidio
Arif Sardiman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja Grasindo Persada Arthur J. Gates dalam Fudyartanto http://www.finddocs.com/aspek-aspek-minat-belajar-pada-siswa.html (27-1-2011)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *