Pasca Berita Beras Berkutu, Udi Supriadi Didatangi Pemilik E-Waroong dan merasa ditekan oleh PT

banner 120x600

PANDEGLANG, CNC MEDIA.- Pasca diberitakan, Ujang selaku Suami dari pemilik e-waroong Desa Sobang langsung mendadak datang ke kediaman Udi Supriadi.

Pasalnya, dia merasa keberatan soal adanya berita terkait beras yang disalurkan oleh e-waroong istrinya kepada KPM BPNT jelek dan berkutu.

Berdasarkan pantauan awak media, Minggu (25/7) Keduanya (Ujang & Oo) sempat adu argement alot seraya memperlihatkan satu karung beras yang berasal dari program BPNT dengan kondisi jelek dan berkutu.

Meski begitu Ujang tetap ingin tahu siapa nama KPM yang telah menerima beras dalam kondisi jelek dan berkutu.

“Siapa nama KPMnya, kalau memang beras itu jelek saya tukar, biar jelas jangan kaya gini terus terang dari awal, saya kan ditekan oleh pihak PT,” ucap Ujang dihadapan H.Oo.

Ujang berharap, bahwa diwaktu yang akan datang tidak semestinya seperti ini, bila ada keganjilan mestinya diremukan terlebih dahulu biar KPM tidak dirugikan.

“Kedepannya saya berharap tidak terulang lagi bila ditemukan seperti ini segera datang ke Agen atau kita musyawarahkan agar jadi pelajaran,” terang Ujang.

Sementara itu Udi Supriadi atau H. Oo menjawab bahwa selama ini dirinya tidak mengatakan bahwa ada KPM yang mengeluh menerima beras dalam kondisi berkutu, sebab kata dia meyakini KPM tidak ada yang berani mengutarakan soal itu.

Mestinya, pihak yang melakukan survey atau ricek komoditi lebih teliti. Terutama terhadap yang mewakili pengambilan Komodoti di e-waroong dalam hal ini RT harusnya menolak bila melihat beras dalam kondisi seperti ini dengan harga 10.600 rupiah.

Masih kata, H.Oo dirinya mengaku prihatin sesuai yang sudah dimuat di beberapa media, hal itu dia lakukan sebagai pembuktian bahwa sebetulnya kondisi beras yang diterima oleh KPM di Desa Sobang berkutu.

Sebelumnya, H. Oo mengaku telah mempertanyakan kepada Oot pemilik e-waroong BPNT Desa Sobang, namun tidak mendapatkan tanggapan apapun, tahunya sudah ada berita pembenaran seakan bahwa beras yang diterima oleh KPM dalam kondisi bagus.

“Saya langsung tanya kepada Istri anda (Ujang) sebelumnya, tapi tidak dijawab, padahal saya cuma bertanya siapa yang mengirim beras itu aja, ini tahunya sudah ada berita bahwa sembako yang diterima oleh KPM sudah sesuai dan bagus, untuk itu saya menyimpan satu karung sebagai contoh bahwa beras yang sebenarnya diterima oleh KPM itu kuning dan berkutu,” tegas H. Oo

H. Oo menegaskan ini upaya pihak pemasok mencari keuntungan besar dalam program BPNT karena jelas bahwa dirinya mengetahui perbedaan harga beras mahal dengan harga beras murah. Bahkan dia menuding beras tersebut dicampur dengan beras kuning.

“Persoalan beras jenis campur yang kuning harga per 1 kg _+ 6.000 paling tinggi 6.500 per 1 kg. Artinya kita tinggal kalikan kebutuhan beras KPM se kecamatan sobang itu berapa ton kali 3 pagu, bahkan ada yang 5 Pagu, kalau saja harga 6.000 dan atau 6.500 Sedangkan harga pagu beras 10.600 berarti ada kerugian 4.600 per 1 kg kalikan 3 pagu kpm se Kecamatan sobang sudah berapa,” cetus dia.

Setelah adu Argument kemudian awak media meminta ijin untuk meminta foto Ujang suami pemili e-waroong BPNT Desa Sobang, namun sayang Ujang tak memberikan ijin. Sehingga berita dipublikasikan tidak mencantumkan gambar Ujang Suami dari pemilik e-waroong BPNT tersebut. (NS-CNC)

Redaksi CNC MEDIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *