Pandeglang, CNC MEDIA.- Diakhir masa jabatan, mestinya Admira selaku Kepala Desa Padaherang segera menyelesaikan pekerjaan yang sudah masuk dalam perencanaannya. Namun sebaliknya, Kades ini terkesan menunda-nunda pekerjaan Dana Desa tahap 1 dengan alasan faktor Cuaca. Padahal dalam waktu dekat ini dirinya berharap DD selanjutanya bisa dicairkan juga.
Ironisnya lagi, saat dikonfirmasi oleh salah satu Wartawan yang tergabung pada tim DPC MOI Kabupaten Pandeglang, Admira mengaku uang tersebut telah habis digunakan untuk biaya mobilisasi atau biaya langsir padahal pekerjaannya baru 30 persen dilaksanakan. Bahkan Admira juga mengklaim anggaran Rp. 103 juta lebih untuk 700 Meter kali 3 Meter dipastikan tidak bakal cukup.
Mendengar itu, awak Media kembali melakukan investigasi dilapangan, tepatnya di Kampung Laban Desa Padaherang Kecamatan Angsana Kabupaten Pandeglang pada Selasa 13 Juli 2021.
Awak media melakukan konfirmasi kepada salah satu Tim Pelaksana Kegiatan bernama Karta yang sekaligus sebagai Kadus II di Desa itu. Karta saat ditanya dirinya mengaku tidak begitu mengetahui berapa uang yang telah dihabiskan hingga saat ini pada kegiatan rehabilitas pengerasan dilokasinya, sebab kata dia dirinya tidak pernah tahu terkait pembelanjaan Matrial.
“Saya juga tidak tahu apakah saya sebagai TPK atau bukan tapi pada beberapa bulan yang lalu saya ditunjuk sebagai TPK oleh Sekdes, karena aturanya begitu kata Sekdes juga bahwa setiap pekerjaan Desa yang ada di Dusun itu maka Kepala Dusun lah yang jadi TPK nya, itu kata Sekdes,” ujar Karta di kediamannya.
Tak hanya itu, Karta membeberkan bahwa dirinya tidak mengetahui TPK di Desa Padaherang hingga saat ini, karena kata Karta, selama ini yang dia ketahui berkaitan dengan pembelanjaan Material itu langsung ditangani oleh Kepala Desa Padaherang.
“Saya juga tidak tahu apakah saya betul selaku TPK tapi saya tidak pernah tandatangan, tidak pernah terima Insentif TPK sesuai yang disebutkan bapak, bahwa ada insentif untuk TPK itu, pokoknya begini pak ketika ada kegiatan saya memang selalu bantu untuk pembangunan di kampung kami seperti ikut angkat angkat batu, begitu pak,” imbuh Karta dengan nada apa adanya.
Namun ditengah konfirmasi awak media dengan TPK, Kades Padaherang datang juga ke Kediaman Karta yang disebut sebagai ketua TPK itu oleh Sekdes. Kades disitu tak memungkiri bahwa kegiatan yang kini tengah dikerjakan belum selesai.
“Jadi begini pak, bahwa wajar bila masyarakat beranggapan bahwa pekerjaan yang tengah dilaksanakan oleh kami mangkrak, sebab kenapa itu terjadi, cara melaksanakan di kampung kami ada proses mobilisasi yakni tidak semua batu bisa datang ke lokasi secara utuh, hal itu karenakan pekerjaan ada di ujung perbatasan desa, sementara jalan yang dilintasi oleh kendaran pengangkut matrial penuh lubang, nah itu sebagian matrial kita turunkan dijalan untuk menutupi lubang lubang,” kata Kades Admira.
Ditanyakan soal berapa anggaran yang tengah dilaksanakan di Desa itu, Admira mengaku Rp 103 juta lebih belum pajak, namun saat ditanya lagi apakah saat ini ada para pekerja Kades tak bisa mengelak bahwa saat ini tidak ada pekerja karena tidak ada pengiriman Matrial dan berdalih karena faktor cuaca.
Admira menyebutkan, bahwa didalam pekerjaanya itu tertuang dana untuk biaya langsir, artinya tidak sepenuhnya digunakan untuk fisik dilokasi tersebut. Dana langsir yang tertuang di RAB Admira mengaku digunakan untuk mobilisasi atau mengurug lubang lubang dijalan.
“Kan disini banyak lubang, jadi batu itu kita turunkan sebagian dijalanan, dari 50 dump truck yang datang ke lokasi pekerjaan kurang lebih 30 dump truk, karena sekitar 20 Dump Trucknya berceceran dijalan mengurug jalan berlubang,” papar Admira lagi.
Masih kata Admira, dirinya mengaku pada saat kedatangan Wartawan yang tergabung pada DPC MOI Kabupaten Pandeglang itu, cerita uang habis itu hanya celeneh biasa.
“Biasa pak kita kan sudah kenal sama media media itu, saya bilang aja uang habis pake biaya mobilisasi saya pikir gak ada rencana buat diekpose nantinya,” ucap Kades sambil tertawa.
Dia juga berkeinginan diakhir masa jabatanya tidak meninggalkan tunggakan proyek dengan begitu kata Admira dirinya mengaku akan segera menyelesaikan pekerjaan itu.
“Harus segera diselesaikan agar DD tahap II segera turun lagi, semoga DD tahap II untuk desa Padaherang segera cair. Maka oleh sebab itu saya berharap tidak ada masalah untuk sekarang. Kalau ada masalah kan pastinya DD tahap II juga ikut terdampak juga,” ungkap Admira.
Disingung soal TPK tidak dilibatkan, Admira mengaku bahwa TPK di Desa Padaherang bernama Markusen, namun setelah mendapat penjelasan dari Karta yang disebut sebut sebagai TPK itu. Akhirnya Kades membenarkan juga bahwa TPKnya bernama Karta.
“Ya betul itu Karta sebagai TPKnya,” tutupnya.
Hingga berita ini diterbitkan Markusen yang disebut oleh Kades sebagai TPK juga hingga saat ini belum bisa dihubungi, karena ketika hendak dihubungi melalui telepon selulernya bahkan sudah berulang kali tetap tak kunjung aktif. (NS-CNC)
Redaksi CNC MEDIA