BANTEN  

Training of Trainer (ToT) untuk Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa di Banten

banner 120x600

Serang, CNC MEDIA – Kementerian Dalam Negeri dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Banten mengadakan acara Training of Trainer (ToT) untuk Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa (PKAD) berbasis Learning Management System (LMS) di Hotel Horison TC-UPI, Alun-Alun Serang, pada Selasa (12/11/2024).

Fungsional Perencanaan Ahli Muda DPMD Banten, Arif Riyadi, menyampaikan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta dari DPMD Banten serta DPMD kabupaten di Provinsi Banten. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi aparatur desa dalam perencanaan pembangunan dan pengelolaan keuangan desa.

“Pelatihan ini sangat penting untuk memperkuat kapasitas aparatur desa agar dapat mengelola sumber daya dan anggaran dengan lebih efektif,” kata Arif Riyadi.

Arif menjelaskan bahwa acara ini berlangsung dari 4-8 November 2024 dan dibagi menjadi dua tema utama: Perencanaan Pembangunan Desa (PPD) dan Pengelolaan Keuangan Desa (PKD). Melalui pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat menerapkan ilmu yang didapat untuk memajukan desa mereka masing-masing.

Baca juga :  BIN Gelar "Rapid Test" Massal Zona Merah Tangerang

“Dengan adanya program ini, diharapkan aparatur desa di Banten semakin siap menghadapi tantangan dalam pembangunan dan pengelolaan anggaran, sehingga berdampak positif bagi masyarakat di tingkat desa,” ujarnya.

Plt DPMD Provinsi Banten, Sitti Ma’ani Nina, dalam sambutannya mengatakan bahwa Direktorat Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kemendagri akan meluncurkan Learning Management System (LMS) Pamong Desa pada 2024. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran bagi aparatur pemerintahan desa. LMS akan melibatkan berbagai pihak, termasuk kementerian dan pemerintah daerah, dalam pengelolaannya.

Baca juga :  Kades Cemplang Kec. Jawilan Tinjau Pengecoran Pembangunan Jembatan Penghubung

Ia menambahkan bahwa pelatihan dalam LMS mencakup pelatihan mandiri dan pelatihan terjadwal, yang dirancang untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas belanja desa. “Dengan memanfaatkan teknologi informasi, LMS diharapkan dapat mendukung pembangunan desa yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. (Red-CNC)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *