Oleh: Memed (Praktisi Pendidikan)/ Guru SMPN 9 Banjarsari…
[Lebak, 23 Oktober 2025] – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sedang gencar dilaksanakan oleh pemerintah patut kita apresiasi sebagai bentuk perhatian terhadap pemenuhan gizi anak sekolah. Namun, di balik tujuan utamanya, tersimpan peluang emas yang sayang untuk dilewatkan, momentum untuk menumbuhkan dan mengukuhkan karakter positif peserta didik.
Sebagai seorang Praktisi pendidikan, saya meyakini bahwa program MBG bukan sekadar aktivitas membagikan dan menyantap makanan. Ini adalah ruang edukatif yang sangat potensial untuk melatih life skills dan membentuk nilai-nilai luhur pada diri siswa.
Beberapa karakter utama yang dapat ditumbuhkan melalui program ini di antaranya adalah rasa tanggung jawab dan cinta akan kebersihan. Bagaimana caranya?
Pertama, peserta didik dapat diarahkan untuk selalu tertib dan membudayakan antri sejak proses pengambilan makanan. Kebiasaan sederhana ini melatih kesabaran, menghargai orang lain, dan mengajarkan tentang keadilan.
Kedua, dan ini yang tidak kalah penting, adalah membangun kesadaran untuk bertanggung jawab atas kebersihan diri dan lingkungannya.
Setelah selesai makan, setiap siswa harus diarahkan untuk membereskan wadah atau ompreng makanannya pada tempat yang telah disediakan, serta membuang sendiri sisa makanan/ sampahnya sehingga tidak ada yang tertinggal, tidak ada sampah yang berserakan.
Praktik-praktik kecil yang tampaknya sepele inilah yang justru memiliki dampak psikologis dan pedagogis yang profound. Ketika dibiasakan secara konsisten setiap hari, tindakan tersebut akan berubah menjadi sebuah budaya positif. Dari situlah karakter yang kokoh mulai terbentuk.
Kita tidak bisa hanya berharap pada pendidikan formal di dalam kelas. Pembentukan karakter membutuhkan praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari, dan program MBG menyediakan platform yang sempurna untuk itu.
Setiap suap makanan bukan hanya untuk mengenyangkan perut, tetapi juga untuk mengisi jiwa dengan nilai-nilai kebajikan.
Jika kebiasaan positif ini dapat diinternalisasi oleh jutaan siswa di seluruh Indonesia, maka kita tidak hanya sedang membangun generasi yang sehat, tetapi juga generasi yang beradab, disiplin, dan bertanggung jawab. Inilah salah satu fondasi terkuat untuk mewujudkan cita-cita bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Mari kita jadikan program MBG sebagai laboratorium karakter bagi putra-putri kita. Karena dari piring dan ompreng yang mereka bereskan sendiri, akan lahir peradaban bangsa yang lebih baik.
Pertanyaan menggelitik dan dan menyayat hati, beberapa pertanyaan dari anak didik saya sendiri, “pak kapan kita dapat MBG? Pengen kaya orang-orang dong”… itulah yang terlontar dari Nurani mereka yang terdalam. Saya hanya bisa menjawab “Sabar ya anak-anakku”
Teruslah berdo’a anak-anakku….
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
Tentang Penulis:
Memed adalah seorang Praktisi Pendidikan yang aktif menyuarakan inovasi pedagogis dan pembangunan karakter di kalangan generasi muda.
Kontak:
: [email protected]
: @guru.kreativ
















