Ribuan Nasabah Teriak Merasa Ditipu Asuransi PT. AIA FINANCIAL (AIA) 

banner 120x600

Jakarta, CNC MEDIA.- Ribuan nasabah asuransi AIA ramai di media sosial Facebook. Mereka membuat grup untuk menyampaikan keluh kesah terkait produk asuransi yang mereka beli.

Para nasabah menyampaikan jika agen yang menawarkan produknya tidak memberikan penjelasan secara detail dan rinci. Sehingga nasabah ini mengaku merasa tertipu karena tak ada penjelasan terkait risiko-risiko yang mungkin terjadi.

Saat menawarkan para agen hanya menjelaskan tentang potensi pertumbuhan produk yang dan simulasi berapa keuntungan yang akan didapatkan. Namun janji tak sesuai dengan kenyataan. Nasabah mengaku hanya mendapatkan uang 30% dari total yang sudah disetor dan tidak mendapatkan uang kembali secara penuh.

Salah satu nasabah asuransi AIA, Maria Trihartarti menceritakan 7 tahun lalu dia ditawarkan produk asuransi kesehatan oleh seorang temannya. Produk itu disebut mengcover kesehatan anak-anaknya.

“Tapi sejak awal saya tidak pernah dijelaskan jika uang akan hilang. Di AIA itu saya bayar via autodebet Rp 1 juta dan sudah masuk tahun ke 7 artinya uang sudah masuk Rp 85 juta tapi yang kembali hanya Rp 32,6 juta,” katanya.

Maria menjelaskan pihak asuransi AIA memberikan penjelasan hal tersebut terjadi karena alasan ekonomi nasional sedang drop sehingga memengaruhi uang yang ada di polisnya.

Sebenarnya yang dipermasalahkan Maria dan nasabah lainnya adalah pihak agen yang tidak menjelaskan detail sejak awal. Hal tersebut benar-benar membuatnya kecewa.

“Yang jadi masalah itu kan pra polis, di mana perlindungan konsumennya? Seharusnya agen atau asuransi itu menjelaskan ke masyarakat umum tentang produk-produknya jadi jangan cuma iming-imingnya saja,” tambah dia.

Sebelum membeli calon nasabah harus paham produk asuransi mulai dari produk tradisional sampai unit link itu sendiri. Kemudian bisa langsung menanyakan ke agen secara detil atau mencari informasi di tempat lain terkait unit link.

Dikutip dari laman resmi sikapiuangmu.ojk.go.id disebutkan produk asuransi unit link memang harus dipahami risikonya. Dalam produk unit link, uang yang disetorkan nasabah tak hanya diperuntukkan membayar premi asuransi, tetapi juga diinvestasikan oleh perusahaan asuransi melalui manajer investasi, agar nilainya terus berkembang.

Memang produk unit link ini memiliki kelebihan. Dari catatan OJK selama 10 tahun terakhir, produk unit link tumbuh 10.000%. Di sisi lain asuransi konvensional hanya tumbuh 380%.

Tapi ada hal yang harus diperhatikan. Jadi, konsumen jangan terburu-buru terbuai dengan iming-iming kombinasi investasi dan proteksi dalam satu produk ini. Sebab unit link bukanlah instrumen investasi tanpa risiko.

“Di samping itu, kita sebaiknya lebih dahulu membandingkan mana yang lebih baik, membeli satu paket proteksi dan investasi sekaligus (unit link) atau membelinya secara terpisah, produk proteksi sendiri, dan produk investasi juga sendiri,” tulis informasi tersebut dikutip Jumat (26/3/2021).

Dalam instrumen unit link ini, konsumen tak bisa melacak dana diinvestasikan dan biaya apa saja yang harus dikeluarkan menyusul pilihan investasi tersebut. Nah hal inilah yang membedakan unit link dengan reksa dana.

Redaksi CNC MEDIA
Source Detik finance

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *