Menanggapi Soal Julukan ‘King of Silent’, Wapres: Mereka Kurang Teliti

banner 120x600

Jakarta, CNC MEDIA.- Untuk pertama kalinya Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menanggapi langsung kritik sejumlah mahasiswa yang menjulukinya ‘King of Silent’. Dia menegaskan dirinya sama sekali tidak risau atas penilaian Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Semarang pada 6 Juli lalu itu. Penilaian semacam itu, menurut wapres, kemungkinan muncul karena para mahasiswa kurang cermat mengikuti pemberitaan terkait aktivitas dirinya.

“Itu tidak merisaukan saya, karena silent itu kan bukan berarti tidak bekerja. Silent itu bisa merupakan gaya kerja seseorang. Kan ada yang dalam bekerja selalu ingin mendapat publisitas ada yang tidak,” kata KH Ma’ruf Amin melalui aplikasi Zoom, Senin (19/7/2021).

Dia lantas merujuk hasil survei Litbang Kompas pada April 2001 yang menyebutkan tingkat kepuasan publik kepada pemerintah. Hasil survei itu menempatkan Presiden Joko Widodo di angka 82,3% dan dirinya sebagai wapres 74%.

Belum lagi banyak media arus utama dan media sosial juga memberitakan berbagai aktivitas dirinya sebagai wapres. KH Ma’ruf antara lain mencontohkan aktivitas selama pandemi meninjau pelaksanaan vaksinasi dan Bendungan Way Sekampung di Lampung pada 23 Maret.

Sepekan kemudian, ke Kalimantan Tengah untuk meresmikan Bandara Haji Muhammad Sidik di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, pada 30 Maret 2021.

Sementara itu, pada 8 Juni, dia meresmikan 1.000 unit Balai Pelatihan Kerja se-Indonesia sekaligus menghadiri rapat koordinasi Rembuk Nasional Vokasi di Pondok Pesantren Cipasung, Kabupaten Tasikmalaya. Masih di pesantren itu, Wapres KH Ma’ruf Amin lalu meresmikan Bank Wakaf Mikro.

“Jadi, ya mungkin mereka kurang teliti saja (membaca berita), karena semuanya diberitakan,” sindir Wapres Ma’ruf Amin.

Menjawab pertanyaan apakah ketika muda di masanya dia pernah melontarkan kritik kepada pemerintah Presiden Sukarno, Ma’ruf Amin mengaku pernah melakukannya.

“Ya ada sedikitlah, banyak baiknya. Karena saya kan disiapkan untuk jadi kiai, bukan intelek atau birokrat. Tapi ya ada nakalnya, cuma tidak banyak,” ujarnya.

Pada bagian lain, Wapres KH Ma’ruf Amin juga menyampaikan perannya dalam ikut menangani pandemi COVID-19.

Juga mengomentari sikap MUI Sumatera Barat yang berbeda dengan apa yang telah diputuskan MUI Pusat, khususnya terkait pelaksanaan PPKM Darurat.

Dia juga berbicara tentang pembangunan di Papua dan Badan Khusus yang akan langsung dipimpinnya terkait pelaksanaan otonomi khusus di sana, seperti diamanatkan UU Otsus Papua yang baru direvisi.

Redaksi CNC MEDIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *